Syahroni Penyandang Disabilitas Produksi Kaki Palsu dibanjiri Orderan

32

Pandeglang,- medianews.co.id, – Syahroni merupakan pria penyandang disabilitas, akibat kecelakaan yang dialaminya pada tahun 2000 silam, membuat dia kehilangan kaki sebelah kirinya.

Meski dengan segala keterbatasannya pria asal Pandeglang, Banten, bukanlah manusia lemah yang pasrah begitu saja pada nasib buruk yang menimpa dirinya.

Di tahun 2015 dia mulai memproduksi pembuatan kaki palsu. Ide pembuatan kaki palsu itu bermula saat Syahroni ingin menservise kaki palsunya, namun dalam pembuatannya dipatok harga sekitar 10 juta rupiah, dengan harga semahal itu, Syahroni berinisiatif ingin membuat kaki palsu sendiri, mulanya dia melihat-lihat bagaimana cara orang-orang membuat kaki palsu kemudian dia pun mencobanya sendiri dan mendapat hasil yang memuaskan.

Proses pengerjaan pembuatan kaki palsu memakan waktu kurang lebih satu minggu lamanya.

Syahroni menjelaskan sebelum finishing pemesan terlebih dahulu dipersilahkan untuk mencoba agar dirasa nyaman dan pas saat digunakan. Untuk biayanya sendiri Syahroni mematok harga 50 persen dibawah harga pasaran.

“Seperti di pasaran dijual dengan harga 10 juta per unit, Syahroni hanya setengahnya dengan harga 5 juta tergantung ukuran yang dipesan. Sebelum pandemi dalam sebulan bisa menerima orderan 50 unit kaki palsu, namun selama pandemi permintaan pun menurun menjadi dua unit dalam sebulan,” ungkap Syahroni saat di temui di tempat Produksi di Kampung Pabuaran, Karang Tanjung, Pandeglang, Banten, Minggu (16/1/2022).

Baca juga  Penyandang Disabilitas Cilegon Berharap Dapat Pelayanan dan Fasilitas Saat Pelaksanaan Pemilu

Ia menyebut, rata-rata pemesan kaki palsu datang langsung ketempat, tidak melalui online meskipun sedang pandemi Covid-19.

Dia mengaku sejak awal memulai memproduksi kaki palsu ini, tidak pernah menerima bantuan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari Pemerintah, hingga saat ini semua dilalukan hasil dari kerja kerasnya sendiri.

“Selama memulai produksi hingga pandemi sampai saat ini, belum ada bantuan umkm, ini murni hasil dari modal sendiri,” keluhnya.

Meski demikian bapak tujuh anak ini memiliki slogan dengan “ikhlas membantu” sehingga membuat senyuman kepada orang disabilitas, hal itu membuatnya senang dan bahagia.

“Saya berharap pemerintah lebih memperhatikan kaum disabilitas dan membantu dengan mendukung hasil umkm,” harapnya.

 

Anna

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini