Medianews.co.id,- Kami, pemuda dan masyarakat Banten, menyatakan perlawanan tegas terhadap proyek Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan mengecam keras dukungan yang diberikan oleh KH Said Aqil Siradj dan sejumlah ulama terhadap proyek ini. Dukungan tersebut adalah bentuk pengkhianatan terhadap prinsip keadilan sosial dan keberpihakan pada rakyat kecil yang selama ini menjadi dasar perjuangan masyarakat Banten.
Apa yang disebut sebagai “kemaslahatan” oleh KH Said Aqil tidak lebih dari pembenaran untuk melanggengkan dominasi korporasi atas tanah rakyat. Proyek ini telah merampas ruang hidup masyarakat pesisir, menghancurkan ekosistem, dan menyingkirkan masyarakat lokal demi kepentingan segelintir elit. Dalam agama Islam, tanah terlantar bukan untuk dijual kepada pengembang, melainkan untuk dikelola demi keberlangsungan hidup masyarakat setempat.
Kami mempertanyakan, di mana keberpihakan KH Said Aqil dan para ulama ketika nelayan kehilangan akses ke laut, ketika petani kehilangan sawah mereka, ketika anak-anak tidak lagi memiliki lingkungan yang layak untuk bermain? Jika tanah terlantar adalah dosa, maka bagaimana dengan tanah yang dijadikan alat eksploitasi dan komoditas untuk memperkaya pemodal? Apakah itu tidak lebih berdosa?
Dukungan ini mencerminkan keberpihakan kepada kekuasaan dan modal, bukan kepada rakyat. Kami merasa kecewa bahwa figur ulama yang seharusnya menjadi pembela kaum mustadh’afin justru memilih berdiri di sisi pengembang yang hanya memikirkan keuntungan finansial. PIK 2 bukanlah proyek untuk rakyat, tetapi proyek untuk melayani kepentingan kapitalisme rakus yang menghancurkan tatanan sosial dan lingkungan hidup.
Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat Banten, khususnya kaum muda, untuk tidak tinggal diam. Tanah Banten adalah milik kita, warisan nenek moyang yang harus kita jaga. Jangan biarkan kekuatan modal mengorbankan hak rakyat atas ruang hidup yang layak. Kami menolak segala bentuk penindasan atas nama pembangunan yang mengorbankan keadilan sosial dan lingkungan.
Kepada KH Said Aqil dan para ulama yang mendukung PIK 2:
Ingatlah, peran ulama bukanlah menjadi corong kekuasaan atau pembenaran bagi eksploitasi. Peran ulama adalah membela mereka yang lemah dan terpinggirkan. Dukungan kalian kepada PIK 2 adalah noda sejarah yang akan diingat oleh generasi mendatang. Kami, pemuda dan masyarakat Banten, tidak akan tinggal diam menyaksikan kehancuran tanah leluhur kami.
Ini adalah seruan perlawanan! Kami akan terus bersuara, melawan, dan berdiri di garda depan melindungi tanah Banten dari penjajahan ekonomi. Tanah kami bukan untuk dijual, bukan untuk dirampas, dan bukan untuk dikhianati oleh mereka yang seharusnya berada di pihak kami.
Banten Bergerak! Rakyat Melawan!
Pemuda dan Masyarakat Banten untuk Keadilan dan Kedaulatan.