Jakarta,- Medianews.co.id,- Kamis (5/8/22)Lurah Kartini Ati Mediana SE kembali menjadi sorotan lantaran tidak sigap serta netralitasnya sebagai Pamong kembali dipertanyakan.
Berawal ketika adanya wacana untuk melaksanakan kegiatan Gebyar Kemerdekaan HUT RI yang ke 77 yang akan diselenggarakan di Jalan Kartini Raya.
Rencana giat tersebut banyak menuai protes dikarenakan adanya kepanitiaan yang sudah terbentuk, Saeful Anwar Ketua Rw. 09 sebagai Ketua Panita tanpa adanya musyawarah yang melibatkan jajaran kepengurusan di tingkat bawah baik para Ketua Rw, LMK dan unsur element lainya.
Hal ini dipertegas oleh pria Paruh baya yang akrab disapa Bang Cecep yang juga LMK Rw. 02, “terbentuknya kepanitiaan acara tersebut banyak menimbulkan pertanyaan baik Ketua Rw dan LMK se Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat lantaran tidak adanya musyawarah yang melibatkan kita sehingga kami tidak tahu dan pihak Kelurahan, Lurah pun juga tidak tahu, untuk saat itu”.
Saat yang sama Cecep mengatakan, “ada dari salah satu LMK Rw. 03 Adi bersama Dekot (Dewan Kota) mengatakan, ini hanya wacana, namun ketika adanya Undangan membuat LMK lainya merasa kaget”.
“Bukannya ini sebatas wacana atau sudah terbentuk, pertanyaan itu dilontarkan Diar LMK Rw. 07 di grup RW dan LMK Kelurahan Kartini kepada orang yang ditunjuk menjadi panitia namun tidak ada yang menjawab, “kata Cecep.
Disaat yang sama Diar LMK Rw. 07 mempertanyakan hal ini kepada Dekot terkait polemik Panitia Gebyar Kemerdekaan.
“Om ini bagaimana rencana Gebyar Kemerdekaan ini apakah sudah terbentuk kepanitiaan atau bagaimana, sudah jawab Dekot, ” ungkap Diar.
Cecep sebagai Ketua LMK Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat sangat menyesalkan hal ini terjadi, meskipun pihak kelurahan tidak diberi tahu seharusnya pihak kelurahan lebih proaktif untuk menyikapi adanya polemik di wilayah Kelurahan Kartini, disini netralitas Lurah Ati sebagai Pamong patut dipertanyakan.
Hal senada diungkapkan salah satu tokoh masalah di Kelurahan Kartini mengatakan, perilaku Lurah Kartini yang tidak mencerminkan sebagai Pamong bukan kali pertama di lakukan.
“Lurah Ati Mediana hanya mementingkan diri sendiri, pencitraan, dan keputusan yang diambil banyak menuai cibiran masyarakat, ” ungkap Diar.
Salah satu contoh ketika Ati mengambil keputusan sepihak terkait Anggaran Bansos dari Depsos untuk warga terdampak Covid Bulan Januari 2022, langsung disalurkan tanpa adanya Sosialisasi.
Ketika LMK punya hajat untuk mengadakan buka puasa bersama Ati apatis, padahal acara tersebut sudah terjadwal.
Terkait adanya Giat menyambut takbir, Ati tidak pernah melaksanakan kesiapan apelsiap siaga Takbir, seperti yang dilakukan di setiap Kelurahan di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat
“Ati Mediana Lurah Kartini acap kali melontarkan kata-kata yang tidak mencerminkan seorang Pamong, hal ini di buktikan ketika beberapa waktu lalu Ati mengumpat serta menghina serta merendahkan profesi seorang Jurnalis dengan mengatakan “Wartawan Bodrex, ” ungkap Umar.
Lebih lanjut Umar menjelaskan, “di setiap kegiatan, baik posyandu di setiap Rw maupun Giat Vaksin di Kelurahan, Ati hanya hadir untuk ambil gambar setelah itu meninggalkan lokasi”.
“Yang lebih mencengangkan ketika adanya kegiatan yang di selenggarakan Dinas terkait, dalam rangka acara lomba senam kreasi jali-jali yang di menjadi juara RW. 02, Kelurahan Kartini, setelah acara selesai Lurah Kartini Ati Mediana meninggalkan lokasi namun bukan kembali melaksanakan tugas nya sebagai Pamong, namun Ati mengajak Ketua Rw.04 Agustinus, Ketua Rw. 09 Saeful Anwar untuk makan-makan di daerah Sentul disaat jam kerja, ” pungkas Umar saat didampingi rekan-rekan LMK di pos Rw. 06.
(Romli)