Cilegon,- Medianews.co.id,- Hingga awal tahun 2025, sebanyak 5.189 guru madrasah di Kota Cilegon belum menerima honor yang menjadi hak mereka. Kondisi ini menjadi sorotan tajam, mengingat Cilegon dikenal sebagai kota terkaya keempat di Indonesia. Sayangnya, kota ini justru mengalami defisit anggaran yang cukup serius. Bahkan, banyak kontraktor lokal yang belum menerima pembayaran dari Pemerintah Kota Cilegon.
Salah satu guru Madrasah, Juli, mengungkapkan kekecewaannya atas situasi ini. “Saya dengar bukan hanya honor guru yang belum dibayar. Honor untuk RT dan RW juga banyak yang belum diterima. Selain itu, para pengusaha lokal juga belum mendapatkan pembayaran. Katanya Cilegon kota terkaya, tapi kenapa malah defisit anggaran?” ujarnya dengan nada prihatin.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang prioritas pemerintah dalam pengelolaan anggaran. Tidak hanya soal keterlambatan pembayaran honor, tetapi juga dampaknya terhadap sektor pendidikan yang seharusnya menjadi perhatian utama.
Kegagalan Pemerintah Kota Cilegon untuk memenuhi kewajibannya kepada para guru madrasah dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap sektor pendidikan. Guru, sebagai ujung tombak dalam mencerdaskan generasi muda, seharusnya mendapatkan perhatian dan penghormatan yang layak.
“Pendidikan adalah fondasi bagi masa depan bangsa, dan para guru adalah pilar utamanya. Ketika mereka diabaikan, bukan hanya sektor pendidikan yang terancam, tetapi juga masa depan generasi muda,” tegas salah satu tokoh pendidikan setempat. Ia juga mendesak agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan ini dengan serius dan tanpa penundaan.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Penundaan yang terus-menerus hanya akan memperburuk situasi dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Sebagai kota yang memiliki potensi ekonomi besar, seharusnya Cilegon mampu mengelola anggarannya dengan lebih bijak,” ujarnya.
Defisit anggaran yang terjadi saat ini menunjukkan adanya kelemahan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan keuangan.
“Pemerintah Kota Cilegon diharapkan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan anggaran, memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat, terutama sektor pendidikan, tidak terabaikan,” Pungkasnya.
Krisis ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama. Guru adalah ujung tombak dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Tanpa dukungan yang memadai, upaya menciptakan masa depan yang lebih baik akan terhambat.