Cilegon,- Medianews.co.id,- Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kota Cilegon terus mengalami peningkatan. Bila pada tahun 2020 mendapat 9,14 poin, pada 2021 naik 11,99 poin, serta tahun 2022 meroket menjadi 18,63 poin, jauh di atas IPLM Provinsi Banten 9,04 poin dan nasional 13 poin.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Cilegon Ismatullah menjelaskan, sejumlah upaya sudah dilakukan demi meningkatkan IPLM tersebut. Salah satunya adalah mengerahkan kendaraan perpustakaan keliling (pusling) ke masjid-masjid.
“Kami ada tiga pusling. Hampir 16 bulan terakhir kami optimalkan betul fungsi pusling ini. Kami bukan hanya menunggu warga datang ke perpustakaan tapi juga datang ke komunitas masyarakat sehingga meningkatkan IPLM cukup pesat,” kata Ismatullah, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Senin (3/4/2023).
Setiap Jumat, kata Ismatullah, pihaknya sengaja mengerahkan pusling ke masjid-masjid. Diharapkan warga yang menunggu waktu sholat maupun sepulang sholat dapat membaca buku yang disediakan di pusling.
“Kami melayani masyarakat itu tujuh hari seminggu. Senin sampai Jumat struktural staf bekerja, Sabtu dan minggu kita juga Minggu membuka pelayanan. Jadi kami bekerja full semimggu melayani masyarakat Kota Cileogn sehingga energi yang kita miliki kita gunakan untuk pelayanan,” katanya..
Tidak dipungkiri, kata Ismatullah, mengelola perpustakaan di era digital tidaklah mudah. Namun demikian, perpustakaan tidak bisa meninggalkan buku konvensional sebab kehadirannya masih sangat dibutuhkan.
“Contoh, tulisan di HP seketika bisa dibaca, seketika pula kita lupa. Tapi literasi itu seperti kita makan. Pernahkan kita berhenti makan? Sehingga sebetulnya, namanya membaca itu perlu berulang-ulang. Mencangkul saja bagi petani, tidak cukup sekali. Itu menunjukkan membaca yang berulang-ulang dapat memperkuat daya ingat dan pikiran kita. Oleh karenanya buku secara tradisional masih diperlukan bahkan tidak tergantikan,” paparnya.
“Digitalisasi adalah kebutuhan saat ini untuk efisiensi mempercepat aksses, tapi buku-buku itu menjamin sebuah pemikiran harus tertulis untuk bisa dibaca oleh orang-orang yang akan datang. Ilmu ditransformasikan secara baik dan benar oleh buku,” tambahnya.
Sekretaris DPK Kota Cilegon Sulelah menambahkan, selain pusling, berbagai inovasi lain juga sudah dilakukan. “Ada pojok baca digital di MPP (Mal Pelayanan Publik), serta di rumah sakit. Kemudian kami juga punya dongkel (dongeng keliling). Pendongeng mengikuti mobil pusling sehingga dengan adanya pendongeng, masyarakat ternyata lebih menarik karena kalau buku itu divisualisasi lebih mudah dicermati dan dicerna masyarakat,” jelas Sulelah.
Di bagian kearsipan, tambah Sulelah, pihaknya juga membuka layanan arsip keluarga yang memungkinkan masyarakat menitipkan dokumen-dokumen penting milik pribadi maupun keluarga. “Kami harap ke depan masyarakat semakin sadar mengenai kearsipan ini. Kita tahu bahwa masing-masing kita punya arsip berharga yang harus disimpan secara baik. Kami siap membantu,” paparnya. (*)