Jakarta,- Medianews.co.id,- Analisa pasar properti pasca putusan Makamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, menjadi topik penting bagi para pelaku bisnis dan investor yang ingin memahami dampak perubahan politik.
Apalagi, momen pemilu ini penting dalam sebuah negara bahkan memiliki pengaruh signifikan terhadap berbagai sektor termasuk pasar properti.
Multi Business Founder Izza Anwar menjelaskan, pemilu selalu menjadi periode yang menarik untuk dianalisis, terutama dalam konteks pasar properti.
“Pasar properti rentan terhadap perubahan politik dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah yang baru terpilih. Oleh karena itu, pemahaman tentang pasar bereaksi terhadap hasil pemilu sangatlah penting,” kata Izza Anwar.
Ia menambahkan, hasil pemilu dapat mempengaruhi sentimen pasar secara signifikan. “Jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan pasar, bisa menyebabkan ketidakpastian dan penurunan kepercayaan pelaku pasar, termasuk investor properti,” kata Izza Anwar.
Sebelum pemilu, pasar properti sering mengalami gejolak karena antisipasi terhadap perubahan politik.
Namun, masih dikatakan Izza Anwar, setelah pemilu, pasar cenderung stabil karena kepastian politik yang baru.
Ditambahkan, sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi pasar properti pasca pemilu yaitu kestabilan politik.
“Kestabilan politik pasca-pemilu bisa memberikan kepastian bagi pasar properti. Jika pemerintah baru dapat memberikan stabilitas politik, pasar properti akan cenderung berkembang,” ujar Izza Anwar.
Kemudian, kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah baru bisa berdampak besar pada pasar properti.
“Kebijakan yang mendukung sektor properti dapat meningkatkan minat investor,” tambah Izza Anwar.
Selain faktor internal, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global juga dapat memengaruhi pasar properti setelah pemilu.
Selanjutnya, Izza Anwar juga menyinggung soal harga properti yang sering mengalami fluktuasi setelah pemilu.
“Namun, hal ini tergantung pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah baru dan stabilitas politik yang tercipta,” ujarnya.
Kemudian, masih dikatakan Izza Anwar, pola perilaku pembeli juga dapat berubah setelah pemilu.
“Pembeli cenderung lebih hati-hati dan mempertimbangkan risiko politik sebelum melakukan investasi properti,” pungkasnya.