Melayani dengan Hati, Mengabdi dengan Cinta di Bulan Ramadan

0

Serang,- Medianews.co.id,- Alhamdulillahirabbil’alamin. Ramadan adalah anugerah yang tak ternilai, menghadirkan cinta yang mengalir dari langit ke bumi. Ia bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga bulan yang membangkitkan kesadaran untuk mencintai—cinta kepada Sang Pencipta dan cinta kepada sesama. Dua dimensi cinta inilah yang seharusnya menjadi ruh dalam setiap langkah, terlebih bagi mereka yang mengemban amanah pelayanan.

 

Bagi aparatur sipil negara dan birokrat, Ramadan bukan sekadar serangkaian ritual, melainkan ruang kontemplasi yang membimbing hati untuk menunaikan tugas dengan lebih tulus. Ini adalah bulan muhasabah, bulan di mana pelayanan bukan lagi beban, melainkan bentuk pengabdian yang penuh berkah. Ramadan cinta berarti bekerja dengan hati, bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif.

 

Birokrat harus mampu menerjemahkan kebijakan pemimpin ke dalam aksi nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat. Kepemimpinan Budi Rustandi dan Pak Agis membawa harapan baru bagi Kota Serang yang berbudi dan madani. Namun, harapan ini tak akan menjadi nyata tanpa birokrat yang menjalankan tugasnya dengan penuh integritas.

 

Memaknai Ramadan dengan cinta berarti menghadirkan hati yang dipenuhi mujahadah—perjuangan batin untuk selalu berbuat lebih baik. Ini bukan hanya tentang menjalankan tugas, tetapi tentang bagaimana tugas itu dijalankan dengan kasih sayang dan kepedulian. Dalam istilah keagamaan, ada tiga hal yang harus menjadi fondasi:

 

– Afeksi (Mujahadah) Menjalankan amanah dengan keikhlasan dan cinta.

 

– Kognisi (Ijtihad) Berpikir jernih dalam mengambil keputusan yang bijak.

 

– Psikomotor (Jihad) Bertindak nyata dalam meningkatkan pelayanan.

 

Ketiga aspek ini harus menyatu dalam setiap langkah, agar pelayanan yang diberikan tidak sekadar formalitas, tetapi benar-benar menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat.

 

Ramadan harus menjadi momentum untuk memperbaiki layanan publik, terutama dalam dua sektor utama: kesehatan dan pendidikan.

 

– Pelayanan Kesehatan

Memastikan masyarakat mendapatkan akses kesehatan yang cepat dan merata.

Menyediakan infrastruktur dan obat-obatan yang memadai.

Mengutamakan pencegahan, bukan hanya pengobatan, dengan edukasi kesehatan yang lebih masif.

– Pelayanan Pendidikan

Meningkatkan mutu pendidikan tanpa mencabut akar tradisi Kota Serang.

Memastikan fasilitas sekolah layak dan mendukung proses belajar yang nyaman.

Menanamkan karakter kernes—kepedulian terhadap lingkungan dan sesama, sehingga generasi muda tumbuh dengan jiwa sosial yang kuat.

Pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga pembentukan karakter. Murid harus dididik untuk peduli—terhadap lingkungannya, terhadap temannya yang kesulitan, terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. Jangan sampai sekolah menjadi tempat yang hanya mengajarkan ilmu, tetapi abai dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.

Baca juga  Bawaslu Cilegon Gelar Pengawasn Tahapan Kampanye Dan Inventarisir Potensi Pelangaran Pemilihan Tahun 2024

 

Ramadan adalah bulan di mana semangat pelayanan harus lebih menyala. Para birokrat harus menjadi jembatan yang menghubungkan harapan pemimpin dengan kebutuhan masyarakat. Mereka harus lebih dekat dengan rakyat, mendengarkan keluh kesah mereka, dan bekerja dengan hati yang penuh cinta.

 

Semangat Ramadan bukan hanya untuk satu bulan, tetapi harus menjadi energi yang terus menggerakkan pelayanan sepanjang tahun. Karena pada akhirnya, tugas birokrat bukan hanya tentang menjalankan kebijakan, tetapi juga tentang menghadirkan kehangatan dan kepedulian dalam setiap pelayanan yang diberikan.

 

Mari jadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk bekerja dengan lebih tulus, lebih peduli, dan lebih berarti bagi sesama.

 

Dalam konteks Ramadan sebagai bulan yang penuh cinta dan pengabdian, Al-Qur’an dan hadits telah memberikan banyak tuntunan mengenai puasa serta pentingnya berbuat baik kepada sesama. Berikut beberapa dalil yang relevan:

 

Allah SWT berfirman:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

 

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama puasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Ketakwaan tidak hanya dalam hubungan dengan Allah, tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia, termasuk dalam pelayanan publik.

 

Rasulullah SAW bersabda:

 

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

 

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Ad-Daruqutni)

 

Dalam konteks pelayanan publik, ini menjadi pengingat bahwa seorang birokrat atau pelayan masyarakat harus berusaha memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang banyak, bukan sekadar menjalankan tugas secara administratif.

 

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:

 

وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

 

“Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Hadits ini menegaskan bahwa melayani masyarakat dengan penuh keikhlasan bukan hanya membawa manfaat bagi orang lain, tetapi juga akan mendatangkan pertolongan Allah kepada kita.

 

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang bagaimana kita meningkatkan kualitas diri dalam ibadah dan pelayanan terhadap sesama. Dengan memahami dalil-dalil ini, semoga semangat Ramadan cinta dapat mendorong kita untuk menjadi insan yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih peduli kepada masyarakat.

Oleh : H. Ahmad Nuri, S.H., M.Si

 

( Red ) .

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini